
Isu Perang Dunia III Memanas, Berikut 10 Titik Perang Terpanas Sepanjang Tahun 2025.
Ketegangan global di 2025 mencatatkan lonjakan konflik bersenjata yang menyebar lintas benua. Mulai dari Eropa Timur, Timur Tengah, hingga Afrika dan Asia, dunia terlihat makin terpecah.
Isu Perang Dunia III, Ini 10 Perang Sepanjang Tahun 2025
Banyak negara besar kini terlibat langsung maupun tak langsung dalam konflik. Apakah ini tanda bahwa dunia sedang berjalan menuju perang dunia III berikutnya?
1. Rusia vs Ukraina – Serangan Balasan yang Mengguncang Moskow
Konflik Rusia-Ukraina mencapai titik genting setelah Ukraina meluncurkan Operasi Jaring Laba-laba pada Juni 2025. Lebih dari 40 jet tempur strategis Rusia hancur akibat serangan drone tersembunyi ke lima pangkalan militer.
Kejutan ini terjadi tanpa dukungan langsung dari AS, memamerkan otonomi kekuatan Ukraina. Pernyataan Donald Trump yang menyalahkan Ukraina atas beban Amerika justru memperkeruh situasi geopolitik Barat. Hingga akhirnya memicu isu perang dunia III.
2. Israel vs Palestina – Api Gaza Menyebar ke Kawasan
Sejak serangan Hamas pada Oktober 2023, Israel melakukan blokade dan serangan udara masif ke Gaza tanpa henti. Meskipun KTT Damai di Riyadh menyerukan gencatan senjata, Tel Aviv tetap melanjutkan ofensifnya.
Iran secara terang-terangan mendukung Hamas lewat senjata dan pelatihan. Konflik ini kini melibatkan kekuatan regional dan berisiko memicu perang kawasan besar.
3. India vs Pakistan – Dua Negara Nuklir di Ujung Tanduk
Ledakan di Kashmir menewaskan puluhan pasukan India, mendorong tuduhan langsung ke Pakistan. India merespons lewat Operasi Sindoor, sementara Pakistan membalas dengan Operasi Bunyan ul Marsous.
Bentrokan di perbatasan disertai serangan drone dan artileri berat tanpa kompromi. Ancaman penggunaan senjata nuklir kembali membayangi Asia Selatan. Hal ini yang menimbulkan kekhawatiran terjadinya perang dunia III.
4. Sudan – Perang Saudara yang Tak Kunjung Reda
Pertempuran antara militer dan RSF (Rapid Support Forces) meluas ke Khartoum dan Darfur sejak 2023. Jutaan warga sipil terjebak dalam kekacauan tanpa bantuan yang memadai.
Pelanggaran HAM, termasuk pembantaian dan kekerasan seksual, dilaporkan makin sering. Proses negosiasi damai mengalami kebuntuan total, memperpanjang penderitaan rakyat.
Baca Juga: China Kecam AS, Sebut Serangan ke Iran Rusak Kredibilitasnya
5. Kongo – Tambang Kobalt Jadi Alasan Pertumpahan Darah
Kelompok M23 merebut kota Goma awal 2025, memicu kepanikan internasional. Kongo adalah penghasil utama kobalt dan coltan, bahan penting untuk baterai mobil listrik dan ponsel.
Rwanda dituding membantu M23 secara militer, meningkatkan tensi antarnegara. Pemerintahan bayangan yang dibentuk M23 mengancam keutuhan nasional dan integritas wilayah Kongo.
6. Myanmar – Junta Kian Terdesak, Kekacauan Merajalela
Kelompok etnis dan pasukan pro-demokrasi memperluas serangan ke wilayah junta, bahkan mendekati ibu kota Naypyidaw. Pemerintah militer kehilangan kendali atas lebih dari separuh wilayah negara.
Kekerasan meningkat di berbagai provinsi, memicu arus pengungsi lintas batas. Instabilitas Myanmar kini berpengaruh pada kawasan Asia Tenggara, termasuk perbatasan Thailand dan India.
7. Ethiopia – Gagal Damai, Tigray Kembali Berdarah
Gencatan senjata di Tigray yang sempat disepakati tahun lalu, gagal total pada awal 2025. Pertikaian antara pasukan pemerintah dan kelompok bersenjata Tigray meletus kembali dengan korban massal.
Kelaparan ekstrem dan pengungsian besar-besaran kembali terjadi di wilayah utara. Negara ini kini berada di ambang disintegrasi politik yang parah.
8. Haiti – Negara yang Dikuasai Geng Bersenjata
Sejak pembunuhan Presiden Moïse, kekuasaan Haiti berpindah ke geng kriminal bersenjata yang menguasai hampir seluruh ibu kota. Geng-geng tersebut terlibat dalam perdagangan senjata, manusia, dan narkoba secara terang-terangan.
Sistem pemerintahan dan hukum praktis tak berfungsi, membuat rakyat hidup tanpa perlindungan. Intervensi asing pun belum mendapat legitimasi luas di dalam negeri.
9. Meksiko – Kartel Semakin Dominan, Negara Melemah
Kartel besar seperti Sinaloa dan CJNG kini tak hanya berperang sesama mereka, tapi juga melawan negara. Kekerasan bersenjata terjadi hampir setiap hari di negara bagian seperti Michoacán dan Guerrero.
Garda Nasional sudah dikerahkan, tapi gagal menekan dominasi kartel. Selain narkoba, perdagangan manusia dan senjata makin merajalela.
10. Israel vs Iran – Serangan ke Nuklir, Kawasan Bergejolak
Pada 13 Juni 2025, Israel menyerang situs nuklir utama Iran lewat Operasi Rising Lion. Serangan ini menewaskan pejabat tinggi militer dan memicu janji balasan terbuka dari Teheran.
Amerika Serikat menolak ikut campur langsung, tapi tensi kawasan melonjak drastis. Banyak analis melihat ini sebagai momen yang bisa memicu perang regional besar di Timur Tengah hingga perang dunia III.
Apakah Perang Dunia III Akan Terjadi?
Situasi dunia saat ini dipenuhi konflik, tapi belum ada pemicu tunggal yang memicu perang global. Risiko tetap tinggi karena banyak konflik terjadi bersamaan di berbagai kawasan.
Ketegangan AS, Rusia, dan China menciptakan potensi benturan besar yang membuat publik khawatir akan terjadi perang dunia III. Tanpa diplomasi aktif, konflik regional bisa berkembang jadi perang dunia.
Negara-Negara yang Berpotensi Terlibat
AS dan sekutunya seperti NATO, Jepang, Korea Selatan, Filipina, dan Australia kemungkinan akan terlibat jika perang dunia III pecah. Rusia berpeluang bertindak bersama Iran dan mendapat dukungan China.
China berisiko masuk perang karena konflik Laut China Selatan dan Taiwan. Korea Utara juga berbahaya karena punya senjata nuklir dan sikap tak terduga.
Meskipun demikian, potensi perang dunia III ini masih bersifat spekulatif dan bisa berubah tergantung perkembangan politik serta aliansi global. Kepentingan nasional yang terus bergerak dinamis menjadi faktor penentu arah keterlibatan masing-masing negara.***
Dapatkan informasi berita menarik lainnya hanya di Serpihan Fakta. Follow akun media sosial kami di TikTok @SerpihanFakta!