
Juliana Marins, Pendaki Brasil yang meninggal di Gunung Rinjani akibat terpeleset jatuh ke jurang.
Gunung Rinjani kembali jadi sorotan dunia, bukan karena keindahannya, melainkan karena tragedi yang menimpa seorang pendaki asing. Juliana Marins, pendaki Brasil yang sedang berwisata di Indonesia, ditemukan meninggal setelah tiga hari hilang di jalur pendakian.
Kasus ini memicu perdebatan tajam antara netizen Brasil dan Indonesia, terutama soal siapa yang patut disalahkan. Di tengah duka mendalam, muncul sorotan tajam pada proses evakuasi dan peran pemandu dalam tragedi ini.
Kronologi Juliana Terpeleset di Jalur Curam Rinjani
Juliana Marins, seorang pendaki Brasil, memulai pendakian ke Gunung Rinjani pada Sabtu, (21/06/2025) melalui jalur Sembalun, Lombok, NTB. Ia tergabung dalam rombongan berisi 12 orang yang bertujuan menuju Danau Segara Anak.
Sayangnya, Juliana tidak memiliki pengalaman mendaki gunung dan mulai kelelahan saat melewati jalur curam menurun dari Plawangan Sembalun. Karena tertinggal dari rombongan, ia berjalan sendirian tanpa pengawasan pemandu.
Diduga, saat menuruni jalur yang sempit dan licin, Juliana terpeleset dan jatuh ke dalam jurang sedalam 70–80 meter. Lokasi jatuhnya dikenal berbahaya bahkan bagi pendaki berpengalaman, apalagi bagi pendaki pemula seperti Juliana.
Juliana Ditemukan Meninggal Setelah Tiga Hari di Jurang
Tiga hari setelah dilaporkan hilang, tim SAR akhirnya menemukan jasad Juliana Marins di dasar jurang berbatu pada Selasa, (24/06/2025). Lokasinya berada di ketinggian sekitar 2.600 mdpl, tepat di jalur dari Plawangan Sembalun menuju Danau Segara Anak.
Jurang itu dikenal sangat curam dan penuh bebatuan, sehingga menyulitkan proses pencarian. Kondisinya sangat menyedihkan Juliana, pendaki Brasil yang sedang liburan, ditemukan tanpa pertolongan apa pun di sekitarnya.
Diduga kuat ia sempat hidup setelah jatuh, namun tidak ada bantuan datang hingga akhirnya meninggal dunia. Tragedi ini memperlihatkan betapa pentingnya pengawasan ketat dalam pendakian bagi wisatawan asing yang belum berpengalaman.
Setelah video dari drone beredar dan menunjukkan bahwa Juliana Marins sempat terlihat masih bernapas usai jatuh, kemarahan netizen Brasil pun memuncak. Banyak yang menilai bahwa tim SAR terlalu lamban dalam melakukan evakuasi, sehingga kesempatan menyelamatkan Juliana hilang.
Baca Juga: Pendakian Perdana, Gunung Mana Paling Cocok Untuk Pemula?
Tagar #savejuliana dan “Salvem a Juliana” menjadi viral di media sosial, terutama di Brasil. Akun Instagram Presiden Prabowo dan akun resmi pemerintah Indonesia diserbu komentar dari warga Brasil yang kecewa dan menuntut keadilan.
Mereka menganggap bahwa pendaki Brasil tersebut seharusnya bisa diselamatkan jika proses penyelamatan dilakukan dengan sigap. Kontroversi ini memicu dialog panas lintas negara mengenai tanggung jawab keselamatan wisatawan asing di jalur pendakian Indonesia.***
Update informasi terbaru lainnya hanya di Serpihan Fakta. Ikuti akun media sosial TikTok kami di @SerpihanFakta!