
APEC MRT 2025 digelar di Jeju, Korea Selatan bahas penguatan perdagangan digital dan rantai pasok.
Di tengah dinamika ekonomi global, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) kembali menunjukkan langkah konkret untuk memperkuat kerja sama perdagangan antar negara. Dalam pertemuan terbaru para menteri perdagangan, fokus utama diarahkan pada penguatan sektor digital dan rantai pasok kawasan.
Kesepakatan ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif, tangguh, dan inovatif. Tak hanya negara besar, UMKM dan pelaku usaha perempuan juga ikut diuntungkan lewat inisiatif ini.
APEC MRT 2025 Sepakat Dorong Perdagangan Digital dan Rantai Pasok Kawasan
Pertemuan Para Menteri Perdagangan APEC (APEC MRT) 2025 telah berlangsung pada 15-16 Mei 2025 di Jeju, Korea Selatan. Dalam pertemuan ini, negara-negara anggota APEC menyepakati pentingnya peningkatan kerja sama di sektor perdagangan digital.
Langkah ini dianggap vital untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi yang inovatif dan inklusif. Selain itu, penguatan rantai pasok juga menjadi prioritas sebagai respons terhadap tantangan logistik global yang semakin kompleks.
Menteri Perdagangan Budi Santoso menyampaikan bahwa perdagangan internasional perlu dijalankan secara adil dan bebas diskriminasi untuk menciptakan sistem global yang berkelanjutan. Menurutnya, Indonesia menekankan pentingnya menjaga sistem perdagangan global yang bebas dari praktik diskriminatif dan proteksionisme.
Perdagangan dunia harus dilakukan secara terbuka serta dapat diakses oleh semua negara secara adil. Pemberdayaan ekonomi masyarakat menjadi agenda penting dalam pertemuan ini, termasuk dukungan terhadap usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Baca Juga: Microsoft PHK 6.000 Pegawai di Seluruh Dunia, Fokus ke AI Jadi Alasan Utama!
APEC berkomitmen memberdayakan UMKM, termasuk yang dimiliki oleh perempuan, agar mereka dapat menjadi bagian dari pembangunan ekonomi yang lebih merata.
Para Menteri Perdagangan APEC juga menyadari pentingnya peningkatan konektivitas antarwilayah dan pembangunan rantai pasok yang kuat dan berkelanjutan. Hal ini dianggap krusial untuk menghadapi gangguan global yang sempat terjadi, terutama akibat pandemi dan ketegangan geopolitik.
Di luar forum utama APEC, Indonesia juga memanfaatkan kesempatan ini untuk melakukan pertemuan bilateral dengan negara-negara mitra. Tujuannya adalah mempererat kerja sama perdagangan dan investasi yang saling menguntungkan.
Beberapa negara yang melakukan pertemuan bilateral dengan Indonesia antara lain adalah Selandia Baru, Korea Selatan, Singapura, Chile, dan Jepang.
Mendag Budi juga bertemu dengan Direktur Jenderal WTO Ngozi Okonjo-Iweala untuk membahas perkembangan sistem perdagangan multilateral global. Salah satu topik pembahasannya mencakup langkah-langkah menuju Konferensi Tingkat Menteri WTO ke-14 (MC14) yang akan digelar di Kamerun.
“Dalam situasi perdagangan internasional yang semakin kompleks, memperkuat hubungan bilateral dengan negara mitra menjadi langkah penting untuk menjaga keberlanjutan pasar dan akses perdagangan Indonesia di tingkat global,” imbuh Budi.
Pemerintah Indonesia menegaskan komitmennya untuk terus berperan aktif dalam kerja sama regional maupun multilateral. Dalam setiap langkahnya, Indonesia tetap mengutamakan kepentingan nasional dengan memastikan kerja sama perdagangan yang adil dan strategis.***
2 memikirkan "APEC Sepakat Genjot Perdagangan Digital dan Rantai Pasok, UMKM Bisa Untung"