
Presiden Prabowo Subianto saat menyampaikan pidato. Dalam pernyataannya, Prabowo mengapresiasi Presiden ke-7 Joko Widodo yang dianggap berhasil mengendalikan inflasi dengan pendekatan unik yang, menurutnya, “tidak diajarkan di Harvard atau MIT”.
Prabowo puji Jokowi dan menyatakan bahwa caranya dalam mengatasi inflasi tidak diajarkan di Harvard ataupun MIT. Seperti yang diketahui, inflasi Indonesia pada kuartal pertama (Januari – Maret) tahun 2025 tercatat sebesar 2,95% (yoy).
Menurut data resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS), angka ini mengalami sedikit penurunan dibanding kuartal keempat tahun sebelumnya (Oktober-Desember 2024) yang mencapai 3,02%. Cara Jokowi mengatasi inflasi disebut tidak diajarkan di kampus ternama seperti Harvard dan MIT. Emang benar?
Prabowo Puji Jokowi Bilang Inflasi Tak Diajarkan di Harvard dan MIT
Presiden Prabowo belum lama ini melontarkan pujian kepada Presiden ke-7 Joko Widodo mengenai caranya menangani inflasi, yang disebutnya sebagai langkah luar biasa, yang bahkan tidak diajarkan di Harvard atau MIT.
Namun, benarkah kampus-kampus elite seperti Harvard dan MIT tidak mengajarkan soal inflasi? Pernyataan Prabowo yang menyebut strategi Jokowi “nggak diajarkan di Harvard atau MIT” sebetulnya kurang tepat.
Di Harvard, topik inflasi dibahas dalam mata kuliah Macroeconomics dan Monetary Policy, khususnya pada bagian ecoonomics department. Sedangkan di Massachusetts Institute of Technology (MIT), inflasi masuk dalam kurikulum inti ekonomi tingkat sarjana maupun pascasarjana.

Faktanya, kedua universitas tersebut memiliki kurikulum ekonomi yang membahas topik inflasi secara teoritis dan praktikal. Di Harvard dan MIT, inflasi dipelajari dalam mata kuliah makroekonomi dan kebijakan moneter dengan pendekatan teoritis dan model matematis. Lalu apa yang membedakan cara handle inflasi ala-Jokowi dan teori elite-elite Harvard dan MIT?
Baca Juga: Dedi Mulyadi Usulkan Vasektomi Sebagai Syarat Bansos, Ini Respon MUI Jabar
Yang membedakan adalah pendekatan lapangan ala Jokowi. Perbedaan terletak pada penerapan strategi lapangan seperti yang dilakukan Jokowi, yang lebih kontekstual dan responsif terhadap kondisi lokal. Pendekatan Jokowi dikenal sejak ia menjabat Wali Kota Solo, ketika membentuk Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Strategi ini menitikberatkan pada manajemen distribusi, komunikasi pusat-daerah, dan pemantauan harga langsung di pasar.
Dalam diskusi publik, sering muncul dikotomi antara ilmu kampus dan ilmu lapangan. Pendekatan akademik umumnya mengandalkan teori dan statistik untuk memodelkan inflasi dan dampaknya terhadap perekonomian. Sebaliknya, Jokowi memprioritaskan respons cepat berbasis kondisi riil, seperti keterlambatan distribusi atau kelangkaan stok pangan. Kombinasi dua pendekatan ini justru bisa saling melengkapi dalam penyusunan kebijakan ekonomi.
Meski strategi pengendalian inflasi ala-Jokowi menuai pujian, caranya belum tentu bisa ditiru negara lain, mengingat struktur geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan dan tiap-tiap daerah yang memiliki otonominya masing-masing.
Fenomena viralnya pernyataan Prabowo tentang Harvard dan MIT menunjukkan bahwa masyarakat kini semakin kritis dan haus akan data serta konteks yang faktual.
4 memikirkan "Prabowo Puji Jokowi, Sebut Cara Atasi Inflasi Nggak Diajarkan di Harvard atau MIT, Begini Faktanya!"